AKU
Suara hati masih saja melepas sumpah serapah
Atau memang aku yang tinggi hati seperti jerapah?
Rasanya tak sanggup lagi aku memberi upah
Atau kutinggalkan seisi rumah?
Aku melongok kedalaman hatiku
Tak kutemukan keikhlasan itu
Dari detik ke detik hatiku semakin ngilu
Mungkin reda setelah nanti aku jadi abu
Tak henti-henti aku mencari jawab
Tentang ungkapan temanku : “kau berubah 180 derajat”
Sebenarnya aku tak begitu terperanjat
Karena dari doeloe aku bangsat
Kembali aku melepas caci makiku
Tentang kenyataan bahwa hidupku telah kaku
Atau memang otakku tak mau tahu
Bahwa hatiku telah seperti batu
dan itulah AKU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar